Get In Touch

TRAINING CASI 2016 – “PENELITIAN SOSIAL TINGKAT DASAR”

TRAINING CASI 2016

PENELITIAN SOSIAL TINGKAT DASAR”

Kelas B

13 – 18 Juni 2016

Seperti sudah diuraikan dalam tulisan tentang “Penelitian Sosial Tingkat Dasar – Kelas A”, yang merupakan agenda pelatihan ARC tahun 2016, tulisan ini merupakan catatan dari proses pelaksanaan kelas B. Pada training “Penelitian Sosial Tingkat Dasar” Kelas B ini, peserta yang terdaftar berjumlah 9 peserta, dan yang mengikuti pelatihan seluruhnya berjumlah 13 Peserta, karena ada 4 peserta yang menyusul dan berminat mengikuti pelatihan. CASI kelas B dilaksanakan pada tanggal 13 – 18 Juni 2016 yang (akhirnya) diikuti oleh 11 orang mahasiswa dan sarjana berasal dari Bandung.

Tujuan dilaksanakan training CASI tahap pertama (Penelitian Sosial Tingkat Dasar) ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta CASI mengenai dasar-dasar penelitian, metodologi penelitian, dan cara kerja seorang peneliti, serta mempersiapkan peserta agar berpikir dan bertindak kritis dalam menganalisis masalah sosial tertentu. Proses ini menjembatani para peserta ketika memasuki training tahap kedua yang lebih menekankan pada argumentasi kritis terhadap masalah agraria di Indonesia.

Materi yang disampaikan kepada peserta CASI Kelas B tetap sama dengan materi yang diberikan kepada peserta CASI kelas A. Terdapat 6 (enam) pokok bahasan dalam enam kali pertemuan yaitu, pengantar tentang penelitian sosial, tehnik Participatory Action Research (PAR), penelitian untuk tujuan advokasi, tehnik Community Mapping, study kasus, dan penyusunan proposal penelitian (lihat Tabel 1. Silabus Materi Kelas B). Fasilitator materi sendiri adalah tim peneliti ARC yang mumpuni dibidangnya masing-masing. Setiap pertemuan fasilitator menyampaikan materinya sekitar empat jam dan peserta diperbolehkan bertanya atau menambahkan pendapat.

Tabel 1.1 Silabus Materi Kelas B

No.

Materi

Deskripsi

Tanggal dan Pemateri

1.

Pengantar tentang Penelitian Sosial

Menjelaskan tentang bagaimana konsep awal memulai penelitian, seperti teknik wawancara, observasi, dll. Dan konsep dasar yang terpenting mengetahui apa itu penelitian sosial, dan masalah sosial. Isu penting lain yang ditambahkan di sesi ini adalah bagaimana menggunakan konsep Analisis Sosial untuk memahami satu isu sosial dalam masyarakat.

13 Juni 2016

Hilma Safitri

2.

PAR (Participatory Action Research)

Peserta memahami sejarah dan perkembangan PAR, pengertian PAR, tujuan dan aspek pentingnya serta tekhnik-tekhnik dalam PAR (seperti melakukan penelitian bersama dengan masyarakat).

14 Juni 2016

Sityi M Qoriah

3.

Penelitian Untuk Advokasi

Peserta mengetahui pengertian penelitian Advokasi, mengetahui tujuan penelitian Advokasi, dan untuk mengetahui bagaimana penanganan Advokasi dan panduan umum penelitian.

15 Juni 2016

Rahmi Indriyani

4.

Tekhnik Community Mapping

Peserta mengetahui bagaimana cara melakukan pemetaan untuk tujuan penelitian, yang penelitiannya dilakukan bersama masyarakat, disertai dengan peralatan pemetaan yang lengkap.

16 Juni 2016

Erwin Suryana

5.

Studi Kasus

Semua peserta mempersiapkan tulisan yang mereka buat, yang kemudian didiskusikan bersama-sama, untuk dijadikan kerangka proposal penelitian.

17 Juni 2016

Hilma Safitri

6.

Penyusunan Proposal Penelitian

Peserta mempresentasikan proposal yang dibuat, dan dikoreksi secara bersama-sama untuk menciptakan suatu tulisan yang utuh.

18 Juni 2016

Hilma Safitri

Metode yang dirancang ARC lebih menekankan pada diskusi-diskusi mendalam agar peserta dapat menerapkan cara berpikir dan bertindak kritis dalam menganalisis masalah sosial tertentu. Setelah selesai memberikan materi, fasilitator menggunakan waktunya selama satu jam untuk memberikan pemahaman kepada peserta mengenai konsep-konsep dan teori-teori dasar penelitian dengan membentuk satu kelompok. Para peserta digabung menjadi kelompok diskusi membahas ketertarikannya terhadap satu masalah sosial. Diskusi kelompok ini dilakukan pada pertemuan ke-1 hingga ke 4, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sekitar 10-20 menit. Tujuan dibentuk kelompok diskusi agar peserta memegang satu tema masalah sosial untuk dipersiapkan menjadi satu tulisan pada pertemuan ke-5 dan ke6.

***

Catatan dari Sesi “Pengantar Penelitian Sosial”

CASI kelas B diawali dengan pembukaan dan perkenalan antara para peserta dan Tim ARC. Inti pembukaan dari ketua pelaksana, Lina Marina Rohman menjelaskan tentang hasil keputusan tim ARC mengenai pembagian kelas dan jadwal pertemuan yang telah ditetapkan. Sebelum menyampaikan materi, fasilitator Hilma Safitri (Koordinator dan Dewan pendiri ARC), memperkenalkan ARC sejak didirikan dan menjelaskan kegiatan ARC yang sudah dan sedang dilakukan, khususnya mengadakan training ini untuk mempersiapkan peserta dalam skema ARC yang menitikberatkan pada pikiran dan argumentasi kritis melihat masalah agraria dan pedesaan di Indonesia.

Materi pertemuan ke-1 menjelaskan tentang penelitian sosial dasar, fasilitator memberikan pemahaman mengenai dasar-dasar penelitian, metodologi penelitian, cara merumuskan pertanyaan penelitian, dan menganalisis masalah sosial. Dalam menganalisis masalah sosial paling tidak terdapat empat elemen kenyataan sosial yaitu, dimensi kesejarahan (historical consciousness) untuk menganalisis kesadaran sejarah, elemen struktural untuk menganalisis struktural tentang kekuasaan (ekonomi dan politik), dan elemen kelas sosial untuk menganalisis latarbelakang dan perbedaan kelas sosial, serta tingkatan-tingkatan isu/kebijakan untuk menganalisis pengaruh isu dampaknya terhadap kenyataan sosial.

casi b 1
Fasilitator Hilma Safitri menyampaikan materi Penelitian Sosial Dasar. Sumber: dokumentasi Tim ARC (diambil oleh Thiara Tejaniti, 13 Juni 2016)

11 peserta yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok diskusi untuk menganalisis masalah sosial menggunakan empat elemen tersebut. Kelompok pertama menjelaskan tentang kondisi lahan pertanian di tengah-tengah arus industri di Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Kelompok kedua menjelaskan tentang ketidakadilan perempuan yang diakibatkan karena diskrminasi dan marginalisasi. Kelompok ketiga menjelaskan pelarangan dan penataan PKL di alun-alun Ujungberung, Bandung. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisisnya, peserta memberikan pertanyaan dan pendapatnya. Training hari pertama selesai pada pukul 18.00 WIB dan ditutup dengan buka puasa bersama..

***

Catatan dari Sesi Participatori Action Research (PAR)

Materi pertemuan kedua menjelaskan tentang tekhnik PAR (Participatory Action Research). Sebelumnya, akhir Agustus hingga akhir November tahun 2015, Sityi Maesarotul Qori’ah mengikuti Pelatihan Penelitian Desa yang diselenggarakan oleh Sekolah Rakyat Petani (SRP) Payo-Payo Sulawesi Selatan, fasilitator oleh Roem Topatisimasang dan Nurhady Sirimorok. PAR digunakan sebagai langkah awal melakukan pengorganisasian masyarakat dan masyarakat itu sendiri menjadi penelitinya, sementara peneliti luar bertindak sebagai pendamping untuk memfasilitasi masyarakat di suatu wilayah tertentu.

Fasilitator menjelaskan mengenai mengenai sejarah dan perkembangan PAR, pengertian PAR, menentukan tema kunci PAR, tehknik dan empat aspek penting dalam PAR. Paling tidak terdapat empat aspek penting dalam PAR yaitu, transek (tehnik penelusuran lokasi) untuk memperoleh gambaran umum lingkungan beserta masalah-masalah yang ada, penelusuran sejarah (time line) untuk mengetahui peristiwa berdasarkan alur waktu tertentu dengan melibatkan warga sebagai sumber informasi, kalender musim (season calendar) untuk mengamati kegiatan utama warga, jenis tanaman, musim dan sebagainya berdasarkan siklus tahunan, diagram venn untuk mengamati hubungan masyarakat dengan lembaga setempat. Keseluruhan dari keempat tehnik yang digunakan dalam PAR ini dilakukan peneliti luar dalam mendampingi dan memfasilitasi warga.

casi b 2
Diskusi kelompok tekhnik PAR. Sumber: dokumentasi Lina Marina Rohman, 13 Juni 2016

11 peserta yang hadir dibagi menjadi lima kelompok diskusi untuk simulasi menganalisis masalah sosial menggunakan empat aspek penting dalam PAR. Sebagai peserta memilih berperan menjadi peneliti luar, dan sebagian memilih warga sebagai sumber informasi. Kelompok pertama menjelaskan transek dan penelusuran sejarah kampung Cibodas, Kabupaten Sukabumi sejak berdirinya PT. GSI (Glostar Semen Indonesia). Kelompok kedua menjelaskan keempat aspek dalam menganalisis masalah sosial di Dusun Utama, Desa Dukuh, Kabupaten Kediri. Kelompok ketiga menjelaskan sejarah kampung dan diagram venn di Kampung Pamucatan, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat sejak berdirinya PT. Multimarmer. Kelompok keempat menjelaskan transek di Kampung Bojongkoneng, Desa Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Kelompok kelima menjelaskan keempat aspek dalam menganalisis desa Jelegong, Sukaluyu, Bojonglawu, dan Linggar, Kabupaten Sumedang, akibat limbah industri PT. Kahatex. Seluruh kelompok mempresentasikan hasil analisisnya, para peserta memberikan pertanyaan dan pendapatnya terhadap kelompok lain.

***

Catatan dari Sesi “Penelitian untuk Advokasi”

Materi pertemuan ke-3 menjelaskan tentang Penelitian Tujuan Advokasi, Rahmi Indriyani bersama Lina Marina Rohman melakukan penelitian lapangan di beberapa kecamatan yang terdampak pembangunan waduk Jatigede, khususnya Kecamatan Jatigede, Wado, dan Darmaraja, serta wilayah relokasi warga korban pembangunan di Kecamatan Conggeang, Jatinunggal dan Ujung Jaya pada pertengahan September 2015. Penelitian lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data primer (observasi dan wawancara) yang dikonfirmasi dengan data sekunder (literature, buku, dsb). Hasil tulisan yang akan diterbitkan sekitar Juli 2016, Working paper ‘Beberapa Catatan Awal: Pembangunan Waduk Jatigede’ merupakan salah satu tulisan penelitian tujuan advokasi yang menekankan pembelaan terhadap rakyat korban pembangunan. Dalam penelitian tujuan advokasi waktu yang digunakan peneliti relatif singkat hanya sebatas mencari data karena didalamnya ada lembaga yang terlibat melakukan advokasi, serta sikap peneliti selalu objektif dengan kasus yang diteliti. Fasilitator menjelaskan mengenai pengertian penelitian dan advokasi, tujuan penelitian advokasi, dan panduan umum penelitian. Dalam panduan umum penelitian, peserta diberikan pemahaman mengenai cara kerja peneliti sebelum dan sesudah pulang dari lapangan.

casi b 3
Presentasi kelompok menjelaskan hasil analisis membuat tabel matriks primer dan sekunder. Sumber: dokumentasi Tim ARC (diambil oleh Thiara Tejaniti, 15 Juni 2016)

Sembilan peserta yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok diskusi untuk simulasi membuat tabel matriks primer dan sekunder berdasarkan urutan waktu tertentu, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok pertama menjelaskan krisis air di kampung Pamucatan, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat akibat berdirinya PT. Multi Marmer tahun 1990-an. Kelompok kedua menjelaskan OTD (Orang Terkena Dampak) sejak direncanakannya pembangunan waduk Jatigede tahun 1960-an. Kelompok ketiga menjelasan penyusutan lahan di Kampung Cibodas, Kabupaten Sukabumi sejak berdirinya PT. GSI (Glostar Semen Indonesia) pada tahun 2007.

***

Catatan dari Sesi “Community Mapping”

Materi pertemuan ke-4 menjelaskan tentang tekhnik community mapping. Materi disampaikan oleh Erwin Suryana, ia sebelumnya telah melakukan pengorganisasian masyarakat di pedesaan, salah satu fokus yang sedang dikerjakannya adalah konflik lahan antara masyarakat dengan perkebunan di Kecamatan Badega, Kabupaten Garut. Ada beberapa istilah community mapping / pemetaan masyarakat / pemetaan komunitas atau participatory mapping / pemetaan partisipatif. Keduanya community mapping atau participatory mapping merupakan metode riset kualitatif berbasis kelompok/grup seperangkat pendekatan dan tekhnik yang mengkombinasikan alat kartografi modern dengan menggunakan pendekatan partisipatif untuk memunculkan pengetahuan spasial. Dalam materi ini menjelaskan mengenai manfaat dan ciri pemetaan partisipatif, peta, kriteria dan tugas-peran fasilitaor pemetaan, serta tahapan melakukan pemetaan partisipatif.

casi b 4

Hasil diskusi kelompok membuat tabel tahapan pemetaan partisipatif. Sumber: dokumentasi Lina Marina Rohman, 16 Juni 2016.

Delapan peserta yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok diskusi untuk simulasi membuat tabel tahapan pemetaan partisipatif berdasarkan rencana apa yang akan dilakukan, tujuan pemetaan, dan indikator keberhasilan, serta pembagian tugas oleh fasilitator. Kelompok pertama menjelaskan perencanaan pemetaan limbah industri pabrik di sekitar Rancaekek, Kabupaten Sumedang. Kelompok kedua dan ketiga menjelaskan perencanaan pemetaan bersama OTD (Orang Terkena Dampak) pembangunan waduk Jatigede dengan tujuan yang berbeda.

***

Catatan dari Sesi “Analisis (masalah) Sosial”

Tujuh peserta yang hadir dalam pertemuan ke-5 mempresentasikan hasil analisis sosialnya selama mengikuti kegiatan training ini. Hasil analisis sosial tersebut dijadikan bahan dasar untuk membuat proposal penelitian atau paling tidak merumuskan pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dalam kegiatan penelitian. Serta mendiskusikan secara bersama-sama mengenai apa yang menjadi kendala seluruh peserta selama proses analisis sosial tersebut.

casi b 5
Presentasi Hengky Sulaksono. Sumber: dokumentasi tim ARC (diambil oleh Thiara Tejaniti, 17 Juni 2016 )

***

casi b 6
Presentasi Safira Amalia. Sumber: dokumentasi Lina Marina Rohman, 18 Juni 2016

***

Berikut adalah daftar tema tulisan analisis sosial yang diangkat oleh masing-masing peserta:

No.

Peserta

Tema

Andri Prayoga

Krisis air di Kampung Pamucatan, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat sejak berdirinya PT. Multimarmer.

Dinan Hadaina

Dampak limbah pabrik-pabrik di Rancaekek, Kabupaten Sumedang terhadap budidaya perikanan dan lahan pertanian masyarakat sekitar.

Fidocia Wima Adityawarman

Pendirian apartemen di kampus Telkom, Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Hengky Sulaksono

Konsep go green PT. SCG Indonesia

Rizpan Ridwan Pauzi

Tenaga Kerja di Kampung Ancol, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Safira Amalia Nuranisa

Pembangunan mega proyek nasional PLTA upper Cisokan yang berdampak pada warga di tiga kampung (Kampung Babakan Bandung, Jolok dan Cangkuang di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat)

Yuris Fahman Zaidan

Bertahannya sektor pertanian dan perkebunan di tengah-tengah arus industri desa Cileles, Kecamatan Jatinangor.

Zulfi Saepul Zalil

Imigrasi kaum muda ke kota (studi kasus di Kampung Sukalilah, Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

casi b 7

Pembagian sertifikat peserta. Sumber: dokumentasi Lina Marina Rohman, 01 Juli 2016.

Training CASI Kelas B ‘Penelitian Sosial Tingkat Dasar’ secara formal dianggap selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Walaupun demikian, mereka tetap ingin menyempurnakan tulisannya. Maka ARC dan Tim, serta seluruh peserta akan terus melakukan pertemuan dan diskusi untuk menyempurnakan tulisan hingga selesai atau untuk kegiatan lainnya. Seluruh peserta yang bertahan di pertemuan terakhir mendapatkan sertifikat sebagai tanda telah mengikuti training CASI ini.

By: Lina Marina Rohman

On 18/07/2016