Sekolah Politik Agraria (SPORA) – Forum Sekolah Bersama, Yogyakarta 13 – 17 Mei 2017

Oleh: Muhammad Syafiq

Pada pertengahan bulan Mei, tepatnya 13-17 Mei 2017, Forum Sekolah Bersama (SEKBER) Yogyakarta dan Agrarian Resources Center (ARC), dan Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif (SLPP) – Jawa Tengah melaksanakan pelatihan yang diadakan di Kaliurang, Yogyakarta. Pelatihan yang bernama Sekolah Politik Agraria (SPORA) ini juga merupakan salah satu misi ARC dalam menyebar luaskan landasan pemahaman bagi organisasi atau kelompok gerakan untuk meningkatkan kapasitas yang berkaitan dengan kemampuan menganalisa data dan informasi dalam konteks kajian agraria kritis.
Pelatihan SPORA dihadiri oleh sekitar 25 peserta yang berasal dari pelbagai macam daerah, seperi Banten, Bandung, dan Maluku. Pelatihan diawali dengan kata sambutan oleh Hasbullah Halil perwakilan dari SEKBER dan Hilma Safitri perwakilan dari ARC. Semenjak hari pertama hingga hari ketiga (13-15 Mei 2017), diskusi kelas dipantik oleh pemateri yang sama, yaitu Dianto Bachriadi yang merupakan peneliti senior ARC. Adapun topik yang didiskusikan antara lain, Dari Petani ke Buruh Tani: Transisi Agraria di Indonesia, Dari Buruh Tani dan Penggarap ke Petani: Quo Vadis Reforma Agraria?, Perampasan Tanah di Indonesia, dan Gerakan Sosial di Pedesaan Indonesia Paska-65.
Tidak jarang pelatihan yang dimulai setiap paginya harus berakhir hingga hampir tengah malam. Namun, antusias peserta pelatihan terlihat tidak pernah kendur, ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang terus diajukan oleh peserta kepada pemateri. Selain itu, meskipun materi yang disampaikan oleh Dianto Bachriadi telah selesai satu hari lebih cepat, tetapi hari berikutnya dimanfaatkan oleh panitia SPORA untuk melatih ketajaman peserta dalam menganalisis permasalahan yang dipilih berdasarkan minat peserta. Dalam kegiatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dalam pengerjaannya.

Hari berikutnya, pada tanggal 16 Mei 2017, kelas dilanjutkan dengan materi pemetaan oleh SLPP – Jawa Tengah yang disampaikan oleh Dian, fasilitator Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) yang mengemban tugas mengampanyekan strategi Pemetaan Partisipatif di Jawa Tengah dan sekitarnya. Dalam kelas kali ini, pemateri menerangkan bagaimana pengertian dan teknik-teknik atau penerapan dalam melakukan pemetaan partisipatif. Tidak hanya secara teoritik, namun peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikannya langsung di lapangan pada keesokan harinya. Lapangan yang digunakan adalah lokasi sekitar tempat SPORA dilaksanakan. Kelompok dibagi menjadi dua yang masing-masing memetakan lokasi yang sama menggunakan peralatan pemetaan sederhana, di antaranya Global Positioning System (GPS). Kemudian, hasil praktik tersebut dituangkan ke atas kertas menjadi sebuah gambar peta sederhana. Prinsip metode ini adalah bekerja bersama dnegan masyarakat untuk mengenali wilayahnya dan menuangkannya di atas kertas dan menjadi informasi tandingan untuk kebutuhan untuk kebutuhan advokasi mempertahankan hak atas tanah dan kedaulatan wilayahnya.

Pada hari terakhir pelatihan, diskusi kelas disampaikan oleh Rudi Cas Rudi yang merupakan Ketua Kelompok Tani 2014. Materi diskusi yang disampaikan adalah Produksi Pertanian Organik Menuju Kedaulatan Pangan. Selanjutnya, peserta diberi kesempatan oleh panitia untuk mengunjungi salah satu petani Yogyakarta yang menerapkan pertanian organik. Peserta dikenalkan teknik pembuatan pupuk dan pestisida organik. Peserta pun dijamu dengan panganan hasil pertanian organik. Kata kunci terkait dengan pelatihan teknik pertanian organik ini adalah Reforma Agraria sebagai pondasi bagi dapat terlaksananya produksi pertanian organik.
Pelatihan ditutup dengan perayaan milad SEKBER yang ke-15. Acara diisi dengan pembacaan puisi, pentas musik, dan penyampaian kesan-kesan dari seluruh peserta atas pelatihan yang diikuti selama kurang lebih lima hari.
Bandung, 22 Juli 2017
Muhammad Syafiq