Sawit Rakyat yang Kuat, Mengakar, dan Mandiri: Tranformasi Usaha Sawit Rakyat

Kondisi petani sawit swadaya hari ini terutama disebabkan lemahnya kelembagaan pekebun dan tidak efektifnya unit-unit usaha tani (kebun) sehingga sulit berkelanjutan. Terlebih jika dikaitkan dengan bahwa skema kebijakan untuk peningkatan produktivitas para pekebun sawit swadaya yang diarahkan agar dapat memenuhi tuntutan global tentang sertifikasi sawit berkelanjutan, baik dengan skema ISPO maupun RSPO. Keterbatasan lahan diluar kawasan hutan mengakibatkan warga disekitar kawasan terdesak untuk memanfaatkan lahan yang memang dan/atau (kemudian) dinyatakan sebagai kawasan hutan, baik telah diketahui sebelumnya maupun tidak. Mereka mengalami permasalahan yang berlipat karena ketidakpastian hak atas tanah yang mereka garap dan memerlukan terobosan jalan keluarnya.
Lemahnya kedua hal tersebut (kelembagaan dan ketidakefektifan unit usaha tani(kebun)) mengakibatkan berbagai permasalahan yang meliputi tiga aspek, yaitu produktivitas kebun, keberlanjutan usaha tani dan kepastian hak atas tanah, khususnya di lahan-lahan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan. Sehingga, sebelum permasalahan ini diselesaikan, maka produk sawit dari kelompok petani swadaya tidak mungkin masuk ke dalam skema sertifikasi (ISPO maupun RSPO).
Supaya industri sawit nasional menjadi faktor penting di dalam ekonomi nasional, perlu satu terobosan kebijakan hilirisasi industri sawit. Intinya, produksi CPO harus ditempatkan di tingkat petani dengan usulan pembentukan kelembagaan petani yang komprehensif, yaitu tidak hanya menjadi penyedia TBS, sedangkan perusahaan besar menjadi kelompok yang mengolah lebih lanjut produk CPO. Dengan demikian, usulan rekomendasi kebijakan ini akan mencakup empat trajektori, yaitu transformasi kelembagaan (petani), pengaturan lahan – khususnya di kawasan hutan – , perbaikan di dalam aspek produksi, dan skema hilirisasi industri sawit nasional yang dimulai dari perubahan corak produksi di tingkat lokal (petani) hingga ke produksi CPO. Keempat trajektori ini juga mengindikasikan dijalankannya program Reforma Agraria (di Sektor Kehutanan).
Unduh dan baca policy brief selengkapnya di sini
Unduh dan baca ringkasan policy brief di sini