Seri Diskusi Batjaan Liar #10: Bedah Buku Kehampaan Hak

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Di antara tahun 2012 s/d 2023, ekspor Indonesia meningkat dari 20,5 juta ton menjadi 28,6 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2025). Kelapa sawit dapat diolah menjadi sejumlah produk berbeda (pangan, biofuel, dsb). Fleksibilitas kelapa sawit seharusnya tidak dilihat melalui konsumsi semata melainkan produksi sebab mengaburkan sejumlah masalah terkait pembangunan sebuah negara (Reyes & Sandwell, 2018).
Sejak tahun 1987 hingga akhir tahun 2018, Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) telah melepaskan kawasan hutan seluas 5,4 juta Ha untuk perkebunan sawit (Tempo, 2018). Tidak hanya berekspansi di kawasan hutan, perkebunan sawit skala besar seringkali mencaplok lahan warga melalui pengusiran, skema kemitraan yg bersifat koersif hingga bekerjasama dengan sejumlah elit lokal di pedesaan & menciptakan konflik agraria (Kompas, 2023).
Dalam Bacaan Liar X, Agrarian Resource Center (ARC) akan mendiskusikan buku “Kehampaan Hak: Masyarakat vs Perusahaan Sawit di Indonesia” untuk mengupas ketidakadilan dari sejumlah persoalan konflik agraria pada kasus perkebunan swasta. Kami mengundang Ward Berenschot, seorang peneliti di KITLV dan salah satu penulis buku tersebut sebagai pembicara. Kami juga mengundang Perdana Putri Roswaldy, peneliti pascadoktoral di Institute for Advanced Research, Monash Indonesia yang telah lama berkutat pada kajian agraria, khususnya perkebunan di Indonesia sebagai pembicara di diskusi kali ini.
Diskusi ini akan berlangsung secara luring, dan daring.
Tempat: Perpustakaan ARC, Jalan Ski Air No. 20 Bandung
Waktu: Selasa, 26 Agustus 2025 | 16.00 WIB – 18.00 WIB